ARTJOG: Festival Seni Kontemporer Tahunan Bertaraf Internasional

ARTJOG adalah festival seni kontemporer bertaraf internasional yang berbasis di Jogja. ARTJOG digelar setiap 1 tahun sekali. Acara ini selalu sukses meraih apresiasi positif, baik dari kalangan seni maupun publik secara umum, secara masif.

  • ARTJOG pertama kali diadakan pada tahun 2008 dengan nama Jogja Art Fair, yang merupakan rangkaian dari acara Festival Kesenian Yogyakarta. Sejak tahun 2009 Jogja Art Fair memisahkan diri dari Festival Kesenian Yogyakarta.

    Setelah berdiri secara independen, pada tahun 2010, Jogja Art Fair secara resmi mengubah namanya menjadi ARTJOG, digawangi oleh Heri Pemad Art Management.

    Berbagai presentasi bentuk seni interdisipliner dapat ditemukan di dalam ARTJOG. Dari seni visual, seni pertunjukan, hingga industri kreatif. Komitmen ARTJOG setiap tahun adalah untuk terus mengikis hambatan yang membatasi praktik dan makna dalam seni, sambil terus menumbuhkan dan memelihara jaringan antar sesama seniman, pasar, pembuat kebijakan, dan masyarakat.

    ARTJOG adalah ruang untuk berbagi; berbagi pengetahuan dan berbagi pengalaman estetika, serta perkembangan seni terbaru.

    Jogja Art Fair #1 (2008) adalah cikal bakal dari ARTJOG. Jogja Art Fair #1 adalah Pameran kesenian yang memamerkan seni lukis dan juga instalasi dari berbagai media artistiknya. Pameran ini diikuti oleh ratusan seniman muda berbakat dari seluruh Indonesia. Jogja Art Fair #1 diadakan pada tanggal 15 Juni hingga 7 Juli 2008 di Taman Budaya Yogyakarta.

    Sekitar 250 seniman memperlihatkan 450 karya seni baik dua dimensi ataupun 3 dimensi di dalam bangunan megah Taman Budaya Yogyakarta.

    Profil ArtJog

    Jogja Art Fair #2 (2009) diadakan pada tanggal 18 Agustus hingga 5 September 2009, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta.

    Jogja Art Fair #2 memiliki konsep yang berbeda dengan event sebelumnya. Berangkat dengan tema Spacing Contemporary, berbagai karya milik ratusan seniman berbakat dari seluruh Indonesia diseleksi hingga akhirnya terpilih 218 karya yang ditampilkan. Karya-karya itu sendiri terdiri dari lukisan, mural, grafiti, hingga video.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2010 (ke-3) diadakan pada tanggal 16-29 Juli 2010 dengan mengusung tema “Indonesia Art Now”, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta. Pada tahun 2010 ini, festival seni bertaraf internasional ini resmi meninggalkan label “art-fair”, dan mulai menggunakan nama ARTJOG. Sejak tahun ini pula, ARTJOG selalu memberlakukan mekanisme undangan terbuka dengan seleksi yang lebih ketat dalam bingkai kuratorial yang spesifik.

    ARTJOG 2010 menampilkan 170 karya dari 158 seniman dari Yogyakarta, Bandung, Semarang, Ngawi, Jakarta, Cimahi, dan Singapura.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2011 (ke-4) diadakan pada tanggal 16-29 Juli 2011, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta. Melibatkan total sebanyak 165 seniman dengan 251 karya seni yang terdiri dari lukisan, patung, instalasi, dan juga video, hasil seleksi dari 1.770 seniman yang menyetorkan 3.500 karya.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2012 (ke-5) diadakan pada tanggal 4–28 Juli 2012, dengan mengusung tema “Looking East — A Gaze upon Indonesian Contemporary Art”, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta. Karya yang ditampilkan dalam ARTJOG 2012 berjumlah 192 karya. Terdiri dari 93 lukisan, 44 instalasi, 25 foto, 12 patung, 11 video, dan 7 artikel.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2013 (ke-6) diadakan pada tanggal 6-20 Juli 2013, dengan mengusung tema “Maritime Culture”, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta. Karya yang ditampilkan dalam ARTJOG 2013 adalah sejumlah 158 karya dari 115 seniman.

    ARTJOG 2013 terbagi menjadi 3 kategori eksibisi: (1) Commission Work (Iwan Effendi feat. Papermoon Puppet Theatre), (2) Special Artist Presentation (Stefan Sagmeister), dan (3) Art Fair dengan mekanisme Open Call yang terbuka untuk publik.

    Berangkat dari tema “Maritime Culture”, ARTJOG 2013 mengajak Iwan Effendi dan Papermoon Puppet Theatre dalam pertunjukan tujuh karakter boneka yang mengarungi laut Nusantara untuk mencari anak kecil bernama Lunang.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2014 (ke-7) diadakan pada tanggal 7-22 Juni 2014, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta, dengan mengusung tema “Legacies of Power”. Tema ini diusung sebagai respon atas pesta demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2014.

    ARTJOG 2014 tampil berbeda dari perhelatan ARTJOG di tahun-tahun sebelumnya. Bersamaan dengan tahun pemilihan umum di Indonesia, beberapa karya seni yang dipamerkan di ARTJOG 2014 memuat unsur-unsur satir politik yang kental. Salah satu di antara karya seni yang menjadi trade mark dan icon dari ARTJOG ke-7 ini adalah Commission Work karya seniman Samsul Arifin yang berjudul “Kabinet Goni”.

    ARTJOG 2014 menampilkan ratusan karya dari total sebanyak 103 seniman lokal maupun mancanegara.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2015 (ke-8) diadakan pada tanggal 6–28 Juni 2015, dengan mengusung tema “Infinity In Flux”, masih berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta. ARTJOG 2015 adalah perhelatan ARTJOG yang ke-8. Tema infinity diambil dari simbol angka 8 tersebut; yang memiliki makna dan arti tak berbatas (infinity).

    ARTJOG 2015 menampilkan 103 karya seni rupa dari 86 seniman, 12 di antaranya merupakan seniman dari mancanegara. Proses seleksi karya untuk ARTJOG 2015 ini mengutamakan karya-karya yang lebih interaktif, atau yang bentuknya menggunakan jenis-jenis media baru.

    Dalam program Special Presentation, ARTJOG 2015 menghadirkan ‘Wish Tree’, karya seniman dan aktivis perdamaian Yoko Ono.

    Pada perhelatan ARTJOG ke-8 ini, ARTJOG mulai meluncurkan program seri obrolan seniman (Meet the Artist), dan menambah dua program baru: Public Screening dan Curatorial Tour, sebagai sarana edukasi publik.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2016 (ke-9) diadakan pada tanggal 27 Mei hingga 27 Juni 2016, dengan mengusung tema “Universal Influence”, menampilkan total 97 karya seni rupa dari 72 seniman lokal dan mancanegara. Pada program Commission Work, Venzha Christ menerjemahkan tema tersebut sebagai supremasi kekuatan dengan membuat karya mercusuar setinggi 36 meter lengkap dengan perangkat lampu suarnya yang berdaya jangkau 10 km.

    Pada perhelatan ARTJOG ke-9 ini, ARTJOG mulai berpindah tempat ke lokasi yang lebih representatif: Jogja National Museum.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2017 (ke-10) diadakan pada tanggal 19 Mei hingga 19 Juni 2017 di Jogja National Museum, dengan mengusung tema “Changing Perspective”. Pada program Commission Work, Seniman Wedhar Riyadi menerjemahkan tema tersebut pada karyanya yang dijuluki “Floating Eyes”. Karya tersebut berwujud karya instalasi bola-bola mata berukuran besar yang mengapung di kolam buatan, dan ditempatkan di area depan pintu masuk pameran sebagai maskot dan icon dari perhelatan ARTJOG ke-10 ini.

    Sebagai upaya penghormatan kepada seniman sekaligus pendiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonsia) R.J. Katamsi, yang bangunan kampusnya sekarang berubah menjadi Jogja National Museum dan dipakai oleh ARTJOG, bersama Seniman Wahyu Santoso, ARTJOG membuat patung setinggi 2,5 meter dengan material perunggu, diletakkan di halaman depan Jogja National Museum.

    ARTJOG 2017 menampilkan karya-karya dari 59 seniman dalam negeri dan mancanegara.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2018 (ke-11) diadakan pada tanggal 4 Mei hingga 4 Juni 2018 di Jogja National Museum, dengan mengusung tema “Enlightment”. Pada program Commission Work, Mulyana, seniman rajut, menerjemahkan tema tersebut dengan membuat karya instalasi dunia bawah laut setinggi 9 meter dan lebar 12 meter dengan teknik rajut dan chrocet. Karya ini menjadi icon dari ARTJOG 2018.

    Dalam program Special Performance, ARTJOG kembali menggandeng Papermoon Puppet Theatre yang berkolaborasi dengan Polyglot dari Australia untuk membawakan pertunjukan teater imersif berjudul Cerita Anak.

    Salah satu karya unik yang menarik perhatian di ARTJOG 2018 adalah Binds & Blinds karya Mella Jaarsma, seniman seni rupa asal Belanda yang sudah lama menetap di Indonesia. Karya ini tercipta dari 650 foto selfie pusar yang dikirimkan oleh orang-orang di seluruh Indonesia melalui media sosial dan mitra media.

    ARTJOG 2018 menampilkan lebih dari 150 karya dari 54 seniman dalam dan luar negeri.

    Profil ArtJog

    ARTJOG 2019 (ke-12) diadakan pada tanggal 25 Juli hingga 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum, dengan mengusung tema “Arts in Common”. Pada perhelatan ARTJOG ke-12, yang juga dipromosikan dengan nama ARTJOG MMIX ini, ARTJOG menggandeng banyak seniman dalam program Special Project. Diantaranya adalah: Handiwirman, Riri Riza, Teguh Ostenrik, Sunaryo, dan Piramida Gerilya.

    Handiwirman membuat karya berupa taman besar berkonsep tropis dengan menggali halaman Jogja National Museum sedalam 5 meter dengan diameter 7 meter, dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar halaman museum.

    Tidak kalah menarik, Teguh Ostenrik menyusun instalasi di bawah laut berukuran 9×6 meter di dalam sebuah kubah yang disertai dengan unsur audio dan visual alam bawah laut.

    Di saat akan keluar dari area eksibisi, anda akan dibuat takjub oleh karya Sunaryo. Dalam ARTJOG 2019 ini, Sunaryo menampilkan karya menakjubkan yang terdiri dari jalinan bambu, cermin, dan suara air, menyerupai perangkap ikan berukuran besar. Kita akan berjalan di dalam jalinan bambu tersebut untuk keluar dari area pameran ARTJOG 2019.

    Program Special Project ini dihadirkan sebagai ruang khusus bagi proyek karya seni hasil kolaborasi seniman dengan praktisi bidang lain, baik perorangan atau kelompok, yang secara khusus merespon tema Arts in Common.

    Tema Arts in Common ini rencananya akan menjadi tema besar untuk ARTJOG selama 3 tahun ke depan, mulai tahun 2019 ini hingga tahun 2021 mendatang.

    ARTJOG MMXIX ini diikuti oleh puluhan seniman, baik individu maupun kelompok, dari dalam hingga luar negeri.

    Detail tentang ARTJOG 2019 bisa dilihat di sini.

    Profil ArtJog

  •  

     

  •